PALEMBANG,-- Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Pimpinan Daerah (Pimda) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) siapkan tiga langkah jitu menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal tersebut diungkapkan Ketua Bapilu Pimda PKN Sumsel. H M. Albahori, M.Ikom saat dibincangi sejumlah awak media di Gebung Bapilu Pimda PKN Sumsel, Jl Soekarno Hatta, Palembang, Kamis (22/9/2022) siang.
“Langkah awal melakukan rekrutmen bakal calon anggote legeslatif, baik terbuka maupun tertutup. Kemudian melakukan strategi pemenangan, dan melakukan pembekalan atau bimbingan teknis pada para bakal calon anggota legeslatif,” kata suami Hj Lucianty (Ketua Pimda PKN Sumsel) ini.
Lebih lanjut birokrat ulung, pensiunan ASN Kementrian Perhubungan Republik Indonesia ini menambahkan pihaknya bakal melakukan komunikasi dari berbagai kalangan. Baik politik, akademisi, praktisi, kaum perempuan maupun kalangan milenial untuk dapat bergabung dengan PKN.
“Untuk bancaleg partai kita persiapan pada Pemilihan Legeslatif (Pileg) 2024,” terang alumni Magister Ilmu Komunikasi, Univ. Prof DR.Moestopo Jakarta tersebut.
Albar, sapaan akrabnya menerangkan, setelah itu akan melakukan seleksi bancaleg yang memang dianggap punya kopetensi untuk dididik sebagai calon legeslatif masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil).
“Pembekalan apa yang yang menjadi visi dan misi partai. Termasuk apa yang jadi program yang dapat mengakomodir aspirasi masyarakat, khususnya di provinsi Sumsel,” sambung Direktur Utama PT Demang Jaya GAS ini.
Selain itu inventarisasi bacaleg baik internal maupun eksternal. “Melakukan seleksi sesuai persyaratan administrasif maupun teknis oleh Tim Bapilu. Kalau sudah tersusun untuk mengisi bancaleg masing-masing dapil baru dilakukan pembekalan baik dari sisi kemampuan komunikasi dan lain-lain,” terang pria yang gemar koleksi jeep unik dan klasik ini.
Nah selain itu melakukan bimtek terkait dengan strategi pemenangan caleg di setiap dapil masing-masing dengan melakukan strategi komunikasi. Meliputi segmentasi, targeting maupun positioning atau STP.
“Segmentasi atau memetakan, masing-masing dapil. Target apa? Mimimal berapa kursi. Melakukan komunikasi supaya image naik dan menyampaikan apa yang menjadi program partai. Dan terus mengali isu yang berkembang di dapil masing-masing. Jadi non sens caleg maju di dapil kalau tidak mengenal dapil, nanti tersesat. Siapa lawan? bagaimana culture-nya, semua sudah harus dikuasai,” ungkap pria yang pernah dapat penghargaan Satyalancana Karya Satya Presiden Republik Indonesia.
Kemudian positioning.“Bagaimana dia memposisikan diri harus banyak melakukan komunikasi, dialog, harus banyak menemui tokoh-tokoh atau orang berpengaruh ke tingkat akar rumput yang berpihak kepada kepentingan aspirasi masyarakat,” pungkas dia. (ion)
0 Komentar